JTM PEDULI, GERAKAN NYATA DARI DARI MUDA-MUDI – CINDYA FIRYAL



JEMBER - Komunitas pemuda yang terkadang memberikan kesan buruk pada masyarakat tidak bisa terbukti pada komunitas yang terbentuk di salah satu desa di Jember, tepatnya di desa Jatimulyo. Komunitas ini disebut dengan JTM community, yang beranggotakan pemuda-pemudi dari Jatimulyo. JTM community ini menciptakan gebrakan baru dengan menciptakan gerakan sosial JTM peduli.

JTM Peduli awalnya terbentuk karena adanya salah satu warga desa yang meminta Mifta, ketua JTM peduli untuk mengajak para pemuda Jatimulyo memberikan dan mencarikan bantuan.

"Waktu itu ada salah seorang warga Jatimulyo yang minta bantuan untuk melakukan penggalangan dana, lalu aku langsung ajak teman-teman buat bantuin, eh ternyata antusiasnya sangat bagus," ucap Mifta di kediamannya pada Sabtu (17/09/2022).

Antusias yang sangat tidak terduga itu membuat Mifta bersama Ali membentuk gerakan sosial itu dengan memberinya sebutan JTM Peduli sebagai gerakan baru dari JTM community. Mereka mengajak pemuda-pemudi di Jatimulyo yang sebelumnya tergabung dalam JTM community untuk berdonasi dan menyebarkan kepedulian terhadap sesama.

"Awalnya saya memang dari lama sudah ada rencana buat bikin komunitas peduli sosial, terus tanpa sengaja ada yang minta bantuan ke Mifta buat melakukan penggalangan dana dan setelah itu kita berdua akhirnya buat JTM peduli," kata Ali.

Adanya kegiatan sosial JTM peduli ini bisa lebih membangkitkan jiwa kepedulian dan rasa sosialisasi para anak muda di Desa Jatimulyo.

"Jujur aja, sebelum gabung JTM peduli aku agak kurang memikirkan orang-orang yang kurang beruntung yang ada di sekitarku. Setelah nonton video dokumentasinya aku baru merasa kalau aku terlalu acuh sama keadaan sekitar," kata Diah salah seorang anggota JTM peduli pada Jum'at (16/09/2022).

Dokumentasi video dan gambar dari kegiatan JTM peduli menimbulkan berbagai pro kontra dari warga sekitar, ada yang tidak setuju ada yang mendukung penuh hal itu.

"Waktu uploud dokumentasi video sama gambar, ada yang kontra karena mikir bahwa dokumentasinya itu dibuat ajang pamer, tapi enggak sedikit yang dukung adanya dokumentasi," ucap Mifta.

Mifta menjelaskan bahwa adanya dokumentasi bukan semata-mata untuk pamer bahwa mereka melakukan kegiatan sedekah.

"Adanya dokumentasi itu untuk memberitahu para donatur-donatur kalau donasi yang mereka berikan sudah sampai ke tangan yang tepat, terus juga sebagai contoh biar pemuda di desa lain bisa melakukan kegiatan peduli sosial seperti ini juga, bukan untuk pamer," curhat Mifta.



Menurut keterangan Mifta, sebagian besar donasi yang terkumpul berasal dari anggota-anggota JTM community yang terdahulu yang sekarang merantau di luar daerah.

"Anak-anak JTM yang dulu itu sekarang jadi donatur terbesarnya, mereka langsung pada menawarkan donasi setelah melihat dokumentasi JTM peduli yang memperlihatkan masih banyak orang-orang yang tidak beruntung di Desa Jatimulyo, desa kelahiran mereka," ungkap Mifta.



Donasi yang terkumpul akan dibelikan sembako yang setelahnya akan dibagikan sebulan sekali kepada warga yang kurang beruntung. Kegiatan JTM peduli ini sudah terjadi setahun belakangan, dan mendapatkan reaksi mengharukan dari para penerima bantuan.

"Waktu pembagian sembako, Alhamdulillah semua orang yang kami beri tidak ada yang merasa tersinggung. Malahan, mereka berterima kasih dan enggak sedikit yang nangis. Kalau udah ada yang nangis gitu, aku langsung pergi dan anak-anak lain yang ganti. Aku enggak kuat kalau ngelihat ada yang nangis, bisa-bisa aku juga ngikut nangis," curhat Mifta.

Ali juga menambahkan bahwa untuk akhir-akhir ini donasi yang terkumpul semakin sedikit, namun JTM peduli ini tetap berjalan meskipun sembako yang dibeli berkurang jumlahnya.

"Kalau untuk akhir-akhir ini emang jumlah donasi lumayan berkurang dari biasanya, tapi kami tetap bagi-bagi sembako meskipun jumlahnya tidak sebanyak bulan-bulan sebelumnya," terang Ali.

Untuk rencana kedepannya, Mifta dan anggota-anggota JTM peduli yang lain hanya memiliki rencana untuk berbagi di Desa Jatimulyo saja, tidak untuk keluar desa karena terbatasnya jumlah donasi. Mereka semua berharap semoga JTM Peduli ini bisa menjadi pijakan untuk menjadikan pemuda-pemudi Jatimulyo yang lain bisa memiliki rasa sosialisai yang besar dan lebih mempedulikan sesama.


Penulis    : Cindya Firyal Adini
NIM        : 22041184091

Comments

Popular Posts